"AKU AKAN MENYERTAI ENGKAU"Musa yang diasuh keluarga raja Mesir, setelah dewasa akhirnya tahu jatidirinya sebagai bangsa Ibrani. Ia berbela rasa dengan bangsanya yang tertindas (Kel 2:11-12). Namun bangsa yang dibelanya malah membuatnya terpaksa harus melarikan diri dari istana raja, dan lari dari hukuman Firaun (Kel 2:14-15). Ia melarikan diri ke Midian, bertemu jodoh dengan Zipora, puteri imam Midian dan menikah (Kel 2:16-22).
Sementara itu walau Firaun, raja Mesir sudah berganti, nasib bangsa Ibrani tetap sama, diperbudak dan teraniaya. Keluhan mereka terdengar oleh Tuhan. Musa yang menjadi penggembala domba di Midian ditemui Allah di Gunung Horeb. Allah menampakkan diri sebagai nyala api, dan menyatakan tempat kehadiran-Nya adalah kudus. Untuk mendekat pada-Nya orang harus melepas kasut, alas pijakan duniawinya (Kel 3:1-6).
Allah mengutus Musa membebaskan bangsanya, dan membawa seluruh bangsa itu keluar dari belenggu penindasan Mesir. Musa membayangkan tugas yang sangat berat dan sukar, berhadapan dengan kekuasaan dan kekuatan tentara raja Mesir. Ia menyadari ketidak mampuannya. "Siapakah aku ini?" Namun Allah yang mahakuasa dan maha kuat menyatakan kepadanya: "Aku akan menyertai engkau" (Kel 3:10-12).
Berkali-kali dalam hidup saya di masa lalu, saya mengelak dari tugas perutusan karena takut pada beban tanggungjawab yang besar, takut pada kesulitan-kesulitan, dan karena rendah diri: "Siapakah aku ini?" -- Tetapi rencana Tuhan tak pernah gagal. Kemanapun saya lari menghindar, tugas perutusan yang sama selalu datang pada saya, dan akhirnya, setelah berkali-kali saya ingkari, tugas perutusan itu saya laksanakan juga walaupun biang dan lapangannya berbeda. Saya tidak peduli lagi pada kelemahan-kelemahan saya sendiri dan menggantungkan diri kepada kuasa dan kekuatan Allah yang bersabda: "Aku akan menyertai engkau".
Yesus adalah "Tuhan beserta kita", sang Imanuel. Ia menyatakan kuasa dan kekuatan Allah justru diberikan kepada orang kecil, lemah, yang bersedia menerima kuasa dari-Nya dan mau memberi kesaksian akan hal itu (Mat 10:25-26). Penyertaan yang Tuhan janjikan kepada Musa i masa Perjanjian Lama juga dijanjikan kepada kita dalam Perjanjian Baru, bahwa dengan kelembutan-Nya, Yesus ikut memikul keletihan dan beban berat kita, serta akan memberi kelegaan dan ketenangan kepada kita (Mat 10:27).
Jika Tuhan menyertai kita, siapa takut?
sumber https://www.facebook.com/bambang.kuss?hc_location=stream
No comments:
Post a Comment